Kamis, 04 September 2008

Numpang kuliah sekejap

ERP Tiga Raksa:
Jadi Benchmark Perusahaan Lain


PT. Tiga Raksa Satria Tbk. (TRS) Merupakan salah satu pionir dalam pelaksanaan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP Business Suite System. Hal ini disebabkan oleh Top Management pada perusahaan ini menginginkan agar dapat melakukan konsolidasi terhadap semua bisnisnya dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat. Setelah mengimplementasikan ERP berbasis SAP Business Suite System. Dan disamping itu perusahaan menambah dengan solusi Scylla System pada tahun berikutnya.

System ERP ini dipilih karena PT. Tiga Raksa mempunyai banyak kantor cabang dan memiliki subdistributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Disamping itu Tiga Raksa juga mempunyai lima anak perusahaan yaitu: PT Tira Fashion, PT Blue Gas Indonesi, PT Tiga Raksa Optima, PT Inti Karya Agrosatria dan PT Tira Satria Properti. Dan pada saat ini perusahaan memiliki 20 kantor cabang dan tiga warehouse di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya.

Pengkonsolidasian ini dilakukan TRS karena sebelum menerapkan ERP, masing-masing kantor cabang, subdistributor dan sejumlah anak perusahaan menggunakan sistem TI sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain dan tidak terintegrasi, misalnya ada yang menggunakan sistem Tolas, Accpac, atau yang lainnya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam penyatukan data dari sumber yang berbeda ini. Seperti disaat perusahaan membutuhkan data mengenai pendistribusian produk hingga tingkat subdistributor. Data ini diperoleh dengan memakan waktu yang lama sehingga perusahaan terasa bergerak kayak kura-kura. Dengan pengimplementasian ini top management mengharapkan adanya perubahan dalam bisnisnya sehingga seluruh data dapat terintegrasi dan dapat diakses dengan cepat baik pada top management maupun pada tingkat subdistributor.

Dalam menerapkan ERP yang baru ini, PT. Tiga Raksa Satria dapat dikatakan melakukannya dengan pendekatan BigBang. Karena waktu yang direncanakan untuk mengganti dan pengimplementasian ERP ini tergolong singkat yaitu lebih kurang 7 bulan dengan go live pada tanggal 1 Juli 2004. Top Management mengerti bahwa pendekatan ini memiliki resiko yang besar, namun dengan perencanaan yang matang antara lain melibatkan orang-orang terbaik diseluruh departemen, menyiapkan vendor dan sampai ke proses monitoring dan audit telah direncanakan maka pengimplementasiannya tidak mengalami hambatan.

Pada dasarnya semua system TI yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan harus bisa mempermudah perusahaan itu untuk mencapai tujuannya. Sementara tujuan perusahaan hanya akan bisa diperoleh dengan adanya keselarasan antara tiga unsur utama dari perusahaan yaitu business process, people dan information technology. PT.TRS telah menerapkan ERP mengikuti best practice dari vendor sehingga mengakibatkan perusahaan menyesuaikan nya dengan proses bisnisnya. Disamping itu Top Management juga menyadari pentingnya perubahan dalam mengelola pegawai (change management). Dengan adanya change menangement ini diharapkan semua karyawan merasa dilibatkan dalam perubahan yang dilakukan perusahaan. Oleh sebab itu pelaksanaan ERP pada PT. TRS berjalan mulus dan bahkan menjadi benchmarking dari perusahaan-perusahaan sejenis dan sejumlah penghargaan bergengsi pun pernah diraihnya.

Proyek ini menelan investasi awal US$ 3,2 juta dan biaya pemeliharan serta pengembangan sekitar Rp 20 miliar/tahun. 40-50 karyawan dilibatkan dalam proyek implementasi ERP ini dan 11 diantaranya adalah orang IT, yang bekerja betul-betul difokuskan untuk pengembangan dan pengimplementasian ERP yang baru. Sehingga sistem IT yang akan diterapkan itu bisa betul-betul “membumi” dan berguna. Dalam penerapannya PT. Tiga Raksa Satria dibantu PT Intergrasi Mitra Ciptakarya (IMC Consulting Alliance) yang sekarang bernama Soltius Consulting sebagai vendor. Top Management terlibat langsung dalam proyek penerapan ERP ini menunjukan adanya komitmen yang tinggi dari perusahaan.

Dengan investasi yang besar tersebut sudah sewajarnya perusahaan mengharapkan perkembangan perusahaan dapat dicapai sesuai dengan tujuan perusahaan itu sendiri. Penerapan Sistem ERP berbasis SAP Business Suite System plus solusi Scylla System ini menurut management akan mampu memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Sistem yang dipakai ini juga tergolong easy to use sehingga seluruh karyawan tidak akan menemui kesulitan yang berarti dalam beradaptasi ke system baru ini.

Penerapan ERP yang tadinya parsial dalam masing-masing divisi atau unit dalam PT.TRS yang tidak memberikan hasil maksimal bagi perusahaan. Setelah menggunakan ERP yang dibuat vendor, pada kenyataannya memberikan hasil sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan perusahaan. Oleh karena itu tantangan terbesar bagi IT Departemen perusahaan adalah membuat ERP yang sudah berjalan dengan baik ini agar mampu membantu perusahaan utnuk mencapai tujuannya, disamping itu juga berusaha meningkatkan partisipasi karyawan lain dalam penggunaan ERP ini dengan melakukan pelatihan ttg ERP ini kepada karyawan lain.

Terakhir dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa PT. Tiga Raksa Satria telah melakukan hal yang tepat dengan menerapkan system ERP berbasis SAP Business Suite plus Scylla System. Hal ini dapat dilihat dari bisnis proses berjalan dengan efektif dan efisien. Perkembangan perusahaan dengan bergabungnya dua perusahaan besar berskala internasional yaitu GE dan Sara Lee setelah pelaksanaan ERP merupakan bukti bahwa implementasi IT yang dilakukan telah sesuai dengan tujuan perusahaan dan berhasil dengan baik.

Sumber

www.swa.co.id/swamajalah/sajian/detail.php2cid

mateng apa nggak ????

Kalau kita membaca tulisan di warung menyediakan “Sate Matang” maka yang terpikirkan adalah mungkin didaerah tersebut juga ada warung yang menjual “sate nggak matang”. Aku juga memikirkan hal yang sama saat pertama kali menginjakkan kakiku di Aceh.

Aceh merupakan propinsi paling barat Indonesia yang berpenduduk hampir 100% muslim, oleh sebab itu Banda Aceh dijuluki dengan sebutan Kota Serambi Mekkah.. Menurut cerita rakyat yang tidak bisa dipercaya kebenarannya penduduk Aceh itu merupakan keturunan dari bangsa Arab, Cina, India, dan Melayu. Sifat umum masyarakat Aceh adalah keras dan tegas namun dibalik sifat tersebut masyarakat Aceh ramah dan suka bersosialisasi.

Kembali ke Sate Matang……

Aku penasaran untuk menjajal makanan tersebut dan aku juga berusaha mencari apakah betul disamping ada sate matang berarti ada juga sate yang nggak matang. Ternyata sate matang itu betul merupakan sate yang sudah matang. Pengolahannya sama persis dengan sate lain yaitu daging kambing ditusuk, dibakar, dan dikasih kuah kacang. Perbedaannya terletak dari tambahan kuah kari yang menyertainya saat disantap.

Sate matang ini dapat ditemui hampir diseluruh pesisir timur Propinsi NAD. Enak satenya, namun yang gak enaknya adalah saat kutanya apakah ada sate yang nggak matang, aku diketawain dan ditanya balik buat apa ada sate yang nggak matang. Apa mau bakar sendiri dirumah?? Lalu dijelaskan bahwa Matang itu adalah nama daerah yang terkenal dengan sate kambingnya, sehingga sate yang terkenal di Aceh adalah sate Matang.

keleiling pakai ceker

Aku dibesarkan di kota sejuk dan cantik Bukittinggi. Aku saat ini ingin mempromosikan kotaku.
Bukittinggi – Sumatera Barat sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia bukannlah suatu hal yang baru bagi kita semua, Namun sebagai tambahan referensi agar lebih banyak lagi “Wisman” dan “Wistik” datang ke Bukittinggi adalah memberitahukan bahwa di Kota Bukittinggi itu ada sekurangnya 4 tempat wisata yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Orang Betawi bilang “Nyeker aja sampe”

Nggak percaya??????

Mari kita coba jalani seluruh objek wisata tersebut dimulai dari :
1. Landmarknya Kota Bukittinggi yaitu Jam Gadang. Nggak usah digambarkan secara detail karena rata-rata kita tahu gimana bentuknya Jam Gadang Bukittinggi, namun yang tidak banyak orang tahu adalah perbedaan jam ini dengan jam-jam lainnya adalah pada angka 4. Seluruh angka pada Jam Gadang ditulis dengan huruf Romawi tetapi angka 4 nya bukan “ IV” melainkan “IIII”
2. Benteng Fort De Kock yang merupakan benteng peninggalan kolonialis Belanda. Jaraknya lebih kurang 1 km dari Jam Gadang.
3. Kebun Binatang. Dengan Benteng Fort De Kock jaraknya hanya sekitar 50 meter karena dengan menyeberangi jembatan kita sudah menemukan lokasi ini
4. Panorama dan lobang Jepang. Melanjutkan perjalanan dari Kebun binatang dengan jarak sekitar 1 km lagi kita menemukan objek wisata alam dan sejarah yang digabung menjadi satu yaitu Panorama alam Ngarai Sianok dan Lobang Jepang Objek yang satu ini jaraknya dengan Jam Gadang nggak lebih dari 1 KM.
5. Ngarai Sianok Setelah puas dengan pemandangan alam diikuti wisata sejarah lobang jepang kita turun sedikit sekitar 1,5 km untuk mengunjungi Ngarai Sianok yang terkenal.

Masih Nggak Percaya kalau objek wisata di Bukittinggi bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki??????

Kalau gitu datang aja ke Bukittinggi untuk membuktikannya. Ditunggu Ya!!!!!!